Sebagai QC kita berada di tengah sebuah sistem, bukan di akhir, itulah mengapa bola panas biasanya kembali lagi pada pihak QC selalu balik lagi ketengah. Banyak yang QC lakukan di dalam suatu perusahaan, QC harus bisa guide Client, harus bisa berkomunikasi dengan org2 di lapangan, seperti foreman, fitter, welder, rigger, begitu pula dengan orang2 di office, seperti docon, manager, QA, Welding Engineer. Kita tidak bisa berdiri sendiri menentukan sesuatu apakah accept atau reject, selain refer kepada standard, kita juga harus koordinasi dengan client, memberi masukan kepada orang lapangan. dan apabila kita menemukan ada kesalahan pada drawing atau weldmap segera kita hubungi Engineer, setelah QC melakukan Inspeksi juga kita akan berhadapan dengan docon, memastikan RFI yang kita dapat dari lapangan sesuai dengan drawing dan kenyataan di lapangan, dan juga ketika request NDT kita pun berhadapan dengan orang2 NDT.
Sebagai QC terkadang pula kita tidak dapat menyenangkan semua pihak, client minta ini itu, sedangkan orang lapangan tidak menyanggupi, kita pilih kita mau berada di pihak mana, berada pada salah satu pihak akan memberikan efek skenario berbeda selanjutnya, kita di pihak client, orang lapangan merasa tertekan, dan tidak suka sama kebijakan kita, ketika kita berada di pihak lapangan, client akan menilai kita tidak profesional atau kurang tegas, dll. gimana serba salah bukan...
Begitulah garis besar hubungan QC pada umum nya, selain memiliki pengetahuan dalam ilmu inspeksi, baik welding, painting, maupun lainnya. kita juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan banyak pihak, maka pintar saja tidak cukup, juga harus memiliki kemampuan sosial yang baik.
Comments
Post a Comment